|
Tempe Mendoan |
Tempe mendoan,salah satu makanan yang paling dikenal di Purbalingga adalah
Tempe Mendoan.
Ini adalah salah satu
makanan khas purbalingga yang dibuat dengan
bahan dasar dari tempe kedele. Istimewanya, pembuatan mendoan diproses
mulai dari saat membuat tempenya, jadi mendoan tak bisa dibuat dari
sembarang tempe.
Tempe mendoan adalah tempe tipis yang dibuat
melebar/meluas. Untuk membuat mendoan, tempe ini diberi tepung yang
dibumbu garam, ketumbar dan daun bawang. Digoreng sebentar sehingga
masih terasa lunak, bila digoreng agak lama akan menjadi tempe "muledi"
yang sedikit agak liat. Lebih lama lagi sampai kering maka disebut tempe
"keripik".
Purbalingga juga dikenal sebagai tempat pabrik Slamet, yang memproduksi permen
Davos sejak tahun 1931, permen ini sangat dikenal sejak zaman dulu.
Oleh-oleh istimewa lainnya apalagi kalau bukan kacang mirasa.
Penampilannya bolehlah gosong dan mirip kacang kulit khas pedesaan. Tapi
rasanya? Banyak orang ketagihan untuk membelinya dan membawanya sebagai
oleh-oleh.
Berbeda dengan kacang kulit pabrikan, kacang mirasa dibuat dengan cara
merendamnya pada air sehari semalam. Keesokan harinya dilumuri garam dan
dibiarkan dalam bak selama sehari semalam juga. Besoknya baru direndam
air lagi selema sehari semalam. Kemudian dijemur di bawah sinar
matahari, baru setelah kering disangrai dengan pasir. Jadilah kacang
khas Purbalingga yang renyak dan 'kemlithik'.
Sroto (nama sebutan
soto
untuk wilayah Purbalingga dan Banyumas) juga terkenal. Perbedaan
mendasar sroto dengan soto pada umumnya terletak pada sambalnya yaitu
sambal kacang yang pedas legit, menggunakan ketupat bukan nasi, serta
ditaburi suwiran daging dan remasan krupuk. Beda Sroto Sokaraja dengan
Sroto Purbalingga juga bisa dilihat dari kerupuknya. Umumnya Sroto
Sokaraja menggunakan krupuk warna warni, sedangkan Sroto Purbalingga
menggunakan krupuk merah putih. Sroto Purbalingga yang kesohor terutama
sroto kriyiknya
. Di sini setelah daging ayam disuwir untuk sroto maka "rongkong"nya
(tulang dada) digoreng kering dan disajikan sebagai lauk sroto. Rasanya
garing dan kriyik-kriyik, itu sebabnya disebut sroto kriyik. Selain
sroto kriyik, ada juga sroto so yang tak kalah nikmat. Sroto So
[11]
ini mirip pada umumnya sroto khas Purbalingga, hanya saja ada tambahan
daun melinjo atau yang biasa disebut 'so' yang menambah cita rasa unik
makanan berkuah ini. Sroto khas lainnya biasa disebut sesuai lokasinya,
seperti Sroto Bancar dan Sroto Jatisaba.
Ada lagi makanan khas yang sering diburu orang ketika bertandang ke
Purbalingga, yaitu Buntil. Buntil ini dibuat dari kukusan daun keladi,
daun pepaya atau daun singkong yang diisi parutan kelapa dicampur ikan
teri, diberi bumbu bawang, cabai, lengkuas, asam, garam, dsb. Cara
penyajiannya, buntil disiram kuah pedas berbahan utama santan dan cabai
merah, lengkap dengan cabai rawit dibiarkan utuh, tidak diiris. Sangat
nikmat dimakan saat hangat dengan nasi yang baru tanak. Untuk oleh-oleh,
sebaiknya beli Buntil yang tidak bersantan, karena bisa tahan sampai
seminggu. Buntil hampir selalu tersedia di setiap pasar pagi di berbagai
pelosok Kabupaten Purbalingga. Namun yang paling terkenal Buntil Pasar
Kutasari. Untuk mendapatkan semangkuk buntil di Pasar Kutasari, orang
rela mengantri sejak pagi.
Sate Blater juga bisa menjadi menu pilihan lain yang khas dari
Purbalingga. Disebut Sate Blater karena asal muasal sate ini dari Desa
Blater, Kecamatan Kalimanah. Meski sama-sama sate ayam, Sate Blater
sedikit berbeda dengan sate Madura atau sate ayam lainnya. Perbedaannya
terletak pada cara memasaknya. Jika pada umumnya sate dibakar saat
daging masih mentah, kalau sate blater sebelum dibakar harus direndam
dalam bumbu rahasia racikan khas orang-orang Desa Blater, dan saat
dibakarpun masih berkali-kali dilumuri bumbu yang sama. Sehingga cita
rasanya memang sangat terasa hingga gigitan terakhir. Proses memasak
yang berbeda, membuat sate ini juga kuat disimpan hingga tiga hari.
bahkan jika disimpan di lemari pendingin bisa lebih lama lagi.
Selain makanan, Purbalingga juga dikenal dengan es duriannya yang selalu
membuat kangen. Meskipun saat ini banyak yang meniru, tidak ada yang
menandingi rasa khas es durian Tugu Bancar racikan Pak Kasdi. Di dalam
semangkuk es durian, daging buah durian disiram gula merah cair dan
santan kelapa segar, ditambah serutan es batu hingga menggunung. Tak
berhenti sampai disitu, gunungan es durian itu masih disiram susu kental
manis dan sesendok cokelat panas.
Ada juga kue
Nopia,asalnya juga dari Purbalingga, sekitar tahun 50-an keluarga Ting Lie Liang memulai usaha bikin penganan
nopia yang juga disebut telor gajah. Bantuknya putih dari
tepung terigu berisi
gula Jawa.
Ada juga nopia mini yang biasa disebut mino. Baik nopia maupun mino
tersedia dalam berbagai rasa, seperti rasa durian, rasa nana, rasa
stroberi dan yang rasanya paling unik rasa bawang merah
Sumber:http://map-bms.wikipedia.org.